MENGGUGAT OCEHAN KETUA PW NU PAPUA YANG TIDAK MENDASAR, DAN KESERTAANNYA MENGIKUTI SELEKSI CALON MRP PAPUA.

Oleh:

Syahmuhar M Z Ongeo Gebze, S. Sos. M. AP.
Koord. Perkumpulan 
Cendikiawan Muslim Papua 
Wil. Adat Anim-Ha.

Gaung Mukhtamar NU tahun 2021 telah di kumandangkan akan dilangsungkan di Propinsi Lampung di bulan desember ini. Tentunya pra pelaksanaan mukhtamar tersebut banyak isu isu yang mempengaruhi proses pelaksanaan mukhtamar tersebut. 
Salah satunya di kumandangkan oleh ketua PW NU Papua “Toni Wanggai”, terkait hujatan yang tidak mendasar atas tuduhan terhadap Menteri Agama RI, Gus Yaqut Cholil Qoumas (dalam pemberitaan media masa) dirilis dalam pemberitaan tersebut, yaitu :
Dinilai Gus Yaqut tidak memberikan sikap teladan kepada umat atau warga Negara.
Menuduh Gus Yaqut sebagai Menag menekan peserta Mukhtamar NU di Lampung.
Menilai Gus Yaqut mempunyai kinerja buruk sebagai menteri Agama
Menuduh Gus Yaqut sering membuat kegaduhan dan memultitafsirkan di masyarakat sejak duiduki jabatan sebagai Menteri Agama.
Menduga bahwa adanya arogansi kekuasaan yang sangat kental dan menyalahgunakan kekuasaan jabatan demi kepentingan pribadi jelang mukhtamar NU ke 34 di Lampung.
Dengan rilisan berita yang berjudul  “ PW NU Papua: Presiden jokowidodo diminta copot Menag Yakut” (dipemberitaan yang telah beredar).

Pandangan kami selaku warga NU yang tergabung dalam perkumpulan Cendikiawan Muslim Papua Wil. Adat Animha, menyayangkan adanya isu ataupun bisa dikatakan, tuduhan atas menteri Agama yang notabene, menurut pandangan kami tidaklah demikian, karena kami melihat adanya dinamika  politik yang dimainkan PW NU Papua dalam hal Pemilihan Ketua PB NU Nantinya, sehingga lontaran isu yang dibuat ini, sangat tidak mendasar dan sangat membuat pencitraan buruk terhadap Gus Yaqut Cholil Qoumas dengan status sebagai Menteri agama yang di amanahkan Negara kepadanya.

Justru kami menilai bahwa Gus Yaqut Cholil Qoumas, yang juga selaku Ketua Umum PP GP Ansor telah memberikan efek yang baik dan teladan untuk regenerasi NU khususnya kalangan muda NU di Wilayah Papua. Hal ini terbukti karena kader kader NU sudah merata di belahan bumi Nusantara ini dari sabang sampai Merauke (Calon ibu Kota Propinsi Papua Selatan), melalui kaderisasi yang difokuskan benar-benar dalam mendidik kader kader NU Lewat Ansor untuk memupuk rasa nasionalisme dan nilai kebersamaan hidup dalam keberagaman kita di Indonesia ini, Sehingga tuduhan terkait tidak memberikan sikap teladan kepada umat atau warga Negara sangat tidak beralasan dan itu fitnah.

Dan tuduhan  bahwa Gus Yakut sebagai Menag menekan peserta Mukhtamar NU di Lampung, ini tuduhan yang sangat tidak mendasar dan juga tuduhan yang mengkerdilkan Ketua PW NU Papua sendiri yang notabene, dia sendiri tidak mempunyai kapasitas dalam berdinamika, yang ada beliau hanya menunjukan kebodohan dirinya terkait menuduh dan memfithan yang tidak mempunyai dasar.
Justru kalau kami warga NU di Papua ini, ingin menegaskan kepada ketua PW NU Papua Bahwa Sdr “TONI Wanggai”, beliau sendiri tidak becus mengurusi pembinaan Warga NU di Papua hal ini terbukti karena banyak warga NU kita di kampung kampung sudah dikuasai oleh jamaah wahabi, Masjid-Masjid NU di Kampung-kampung Papua sudah di kuasai kaum Wahabi, sehingga ketika beliau melontarkan isu seperti ini kami Muslim Papua juga menggugat beliau “Apa yang kau buat Untuk warga NU di Papua ini ?...dan selanjutnya kami pun Pertanyakan kontribusi sdr. Toni Wanggai selama 2 periode memimpin NU apa yg telah dibuat untuk umat NU di Papua apalagi untuk umat Islam di Papua ?...".

Dia menuduh Gus Yaqut memainkan ke-poweran Menteri Agama untuk keuntungan pribadi dalam menentukan Ketua PB NU di Mukhtamar Lampung, justru kami melihat tidaklah demikian karena posisi Gus Yaqut, dia sangat paham karena statusnya sebagai Menteri Agama, dan ketika ada hal hal pergerakan organisasi yang dipimpinnya untuk mengarahkan ke satu kandidat, ini adalah kesepakatan dalam organisasi bukan pribadi Gus Yaqut semata, tetapi ini atas dasar Musyawarah dalam internal organisasi yang di Pimpinnya, jadi itu adalah suara organisasi bukan pribadi Gus Yaqut.
Justru kami melihat tuduhan Ketua PW NU Papua ini justru menggambarkan gerak langkahnya sendiri di PW NU Papua yang mau mempertahan jabatannya, tidak mau regenerasi dan turun sebagai ketua PW NU dengan Status QUO. Justru kami meminta untuk ada komisi khusus di Muhktamar NU di Lampung, yang membahas adanya Status QUO di berbagai daerah di Indonesia baik PW-PW maupun PC-PC, dan salah satunya di wilayah  Papua yang perlu di evaluasi dan di regenerasikan untuk generasi NU yang lainnya.
Dan kami menyesalkan adanya tuduhan tuduhan yang tidak mendasar dan mencoreng mukanya sendiri dalam hal ini Ketua PW NU papua, dan membuka aibnya sediri (dengan kata lain lihat dulu dirimu baru kritik yang lainnya, apakah diri saya sudah benar lalu mengkritik yang lain), menjelang Mukhtamar NU khususnya di kumandangkan oleh Ketua PW NU Papua yaitu Sdr. TONI Wanggai.

Dan kami pun ingin mengkritik Sdr Tomi Wanggai  yang masih menjabat Ketua PW NU Papua, Padahal di dalam AD/ART PBNU itu sangat jelas bahwa tidak boleh ikut terlibat dalam urusan politik, dan kami meminta MRP untuk memberhentikan sdr.Toni Wanggai karena beliau masih menjabat sebagai Ketua NU PW Papua dan saat ini mengikuti prosesi  seleksi MRP.
Dan hal ini kami akan menyurat secara resmi kepada Pihak Gebernur Papua dan Tim seleksi anggota MRP.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEKUENSI PENATAAN DEMOKRASI DI INDONESIA; JAWABAN ATAS GUGATAN UU NO.10/2016 Psl. 201 Ayat.(7)(8) DI MAHKAMAH KONSTITUSI

Lebih dekat Mengenal Sosok Rektor UNMUS DR.Beatus Tambaip.

Langkah Menuju Pembentukan Propinsi Papua Selatan