Lebih dekat Mengenal Sosok Rektor UNMUS DR.Beatus Tambaip.

Oleh: 

Rosina Kebubun S.IP. M.AP 

Siapa yang tidak kenal  dengan Bapak Beta (Beatus Tambaip) beliau adalah sosok Pendidik  yang berkarya memajukan sumberdaya Papua. Dr.Drs Beatus Tambaip,MA adalah salah satu tokoh pendidik yang telah puluhan tahun mendedikasikan diri untuk pembangunan sumber daya manusia di Tanah papua.  Lahir  dari keluarga sederhana  ayahnya   Xaverius  Tambaib (alm)  seorang pegawai biasa   di DPU dan ibunya  Rosa Kinkorop hanyalah seorang  ibu rumah Tangga.  Sebagai seorang pegawai yang biasa ayahnya mempunyai mimpi bahwa kelak anak-anaknya harus menjadi  orang yang hebat  lebih baik  dari ayahnya,  maka pendidikan adalah satu-satunya cara untuk mengubah masa depan. Keyakinan dan nilai inilah yang ditanamkan orang tua untuk anak-anaknya bahwa harus sekolah,sekolah itu penting.  Beatus Tambaip meyelesaikan Jenjang pendidikan SD pada SD YPPK Fatima Kelapa 5 ,SMP pada SMP St Mikael ,dan SMA  Yoanees  23  Merauke. Setelah menyelesaikan SMA beliau melanjutkan pendidikan tinggi pada Universitas Cendrawasih, walaupun saat itu kondisi ekonomi yang tidak memungkinkan, namun dengan tekad yang kuat  beliau tetap melanjutkan pendidikannya.  sewaktu mengikuti proses pendidikan di Uncen,pada waktu itu  uncen sedang melaksanakan  program akselerasi bagi mahasiswa yang dianggap memiliki kemampuan dan prestasi untuk mengikuti  pendidikan di Universitas Negeri Solo (UNS)  dengan tujuan untuk dibina dan dipersiapkan untuk kembali menjadi tenaga Dosen.   Beatus Tambaip salah satunya terpilih dan menyelesaikan Studinya pada Universitas Negeri  Surakarta di Solo.  Usai menyelesaikan studi di solo beliau diangkat menjadi Dosen pada universitas Cendrawasih, dan mempersunting gadis  jateng  asal semarang Timur tepatnya Purwodadi  yakni  Maria Rosiana Sri Rustiningsih.  Tuntutan untuk terus menamba ilmu meningkatkan kapasitas diri juga menjadi hal yang di impikan dan dicita citakan seorang Beatus Tambaip,maka dengan tekad dan semangat beliau melanjutkan studi S-2 di Universitas Newcastle  Australia  juga didanai Pemda Kabupaten Merauke.  Selain  pendidikan formal  sejumlah training-training  untuk meningkatkan kapasitas juga di ikutinya diantaranya  Training Manajemen Perguruan tinggi berbasis  IT di Universitas Saga Yensuku Jepang . Berkarya pada  Uncen di Jayapura tidak membuat Beatus lupa akan Merauke sebagai kota dimana dilahirkan dan dibesarkan, bekerja di uncen membuat nya mengamati  perkembangan mahasiswa asal kabupaten Merauke yang melanjutkan pendidikan di uncen dari  hasil pengamatannya bahwa anak –anak merauke masih sedikit sekali yang masuk pada jenjang perguruan tinggi dalam hal ini Uncen, selain itu ketika  beliau datang sekedar liburan ataupun tugas penelitian ke  Merauke , beliau melihat  bahwa  STIA KD yang merupakan satu-satunya perguruan tinggi yang ada dikab Merauke ,namun yang mengakses pendidikan adalah mereka yang telah berstatus PNS, lalu dimana masyarakat asli  papua? dimana anak-anak yang belum bekerja??  Buah dari permenungan ini maka beliau dan kakak nya Dokter Titus Tambaip  mendirikan yayasan Lentera Kasih  yang focus pada pengembangan pendidikan untuk pertama kalinya didirikan Stisipol Yaleka Maro Merauke , disusul Akademi  Kebidanan dan SMK Kesehatan. 

Beatus Tambaip dipercayakan menahkodai Stisipol Yaleka maro Merauke, yang juga secara khusus menaruh perhatian pada Anak-anak asli papua, sikap keberpihakan ini,didasarkan bahwa otsus dan segala bentuk kebijakan pemerintah selama ini tidak memberikan pengaruh dan dampak perubahan bagi orang asli papua, orang asli papua masih saja termarginal dalam pembangunan maka pendidikan adalah salah satu upaya untuk mendorong kesetaraaan agar anak –anak papua dapat berdiri sama tinggi duduk sama rendah dengan saudara yang lain. Dengan memiliki pendidikan maka anak –anak papua tidak hanya menjadi obyek pembangunan tetapi menjadi pelaku pembangunan.  Fakta juga menunjukan bahwa kondisi ekonomi menjadi penghambat bagi anak-anak Papua melanjutkan pendidikan maka ada kebijakan di kampus yang harus juga peka dan memahami kondisi ekonomi,social dan budaya   dengan memberikan kelonggaran dalam hal pembayaran artinya uang SPP dapat dicicil dan juga pendekatan humanis bagi mereka yang ingin kuliah, ini adalah sebuah langkah  terobosan berani yang dilakukan seorang Beatus tambaip. Sebagai seorang yang lahir dan besar sebagai akademisi Beatus tambaip selalu percaya dan yakin bahwa setiap orang itu memiliki potensi hanya saja perlu di poles dan memberikan penyadaran kepada mereka bahwa sesungguhnya mereka bisa, karena pendidikan sejatinya bukan hanya terkait proses belajar dan mengajar dalam ruangan semata, tetapi pendidikan menyangkut proses belajar dalam kehidupan yang lebih luas. Maka kepekaan batin dan  hati harus terbuka untuk melihat dan memahami orang lain.hanya dengan pendidikan kita dapat memutus mata rantai kemiskinan. 

Untuk mengubah orang lain dalam hal ini mengubah mind set anak anak asli papua  tentunya tidaklah mudah , maka beliau menyadari  diri  pribadinya harus menjadi role model dan contoh bagi orang lain. untuk mengubah mind set bahwa orang papua tidak bisa, masih tertinggal  dan sebgainya Berbagai tawaran beasiswa untuk  melanjutkan pendidikan ke Luar Negeri, namun dengan berbagai pertimbangan termasuk pertimbangan terkait sekolah yang sedang dirintisnya,maka Beatus tambaip memilih melanjutkan Program pendidikan pada Strata 3 di Univesitas Hasanudin Makasar. 

Menduduki Jabatan Rektor Universitas Musamus tidak pernah terbesit dibatin seorang Doktor yang low profile  ini, karena memang karir sebagai akademisi dirintis di universitas cendrawasih dan beliau telah merintis Stisipol sebagai salah satu perguruan tinggi swasta yang ikut memberikan kontribusi bagi pengembangan SDM Papua Selatan. Namun ada  permintaan masyarakat untuk ikut berkontestasi dalam pemilihan Rektor Universitas Musamus, sehingga beliau pun menyatakan kesiap  sediaan untuk ikut berkompetisi. Walaupun beliau menyadari kehadirannya dalam kompetisi ini pastinya ada pro dan kontra. 


Namun dengan segudang pengalaman beliau yakin bahwa, sikap Pro dan Kontra adalah bagian dari Dinamika,karena beliau belum dikenal, seperti kata pepatah tak kenal maka tak sayang.  Jabatan rektor hanyalah  Jabatan struktur yang dibatasi oleh periodesasi , tetapi jabatan sebagai guru adalah jabatan yang diemban seumur hidup, sebuah jabatan yang mulia yang mengubah jalan hidup dan masa depan orang lain yang lebih baik disitulah pencapaian tertinggi seorang Guru. 

Keberhasilan dan pencapaian selama ini Beatus Tambaip  menyadari tidak terlepas dari  Anugerah Tuhan,dan  juga peran keluarga  dalam hal ini orang tua terkasih yang mengajarkan disiplin kerja keras untuk meraih mimpi, dan juga doa dari orang tua dan istri terkasih.  Kini tugas dan tanggungjawab yang besar berada dipundak beliau, untuk kembali mengabdi ditanah kelahirannya ,memajukan pendidikan ditanah papua selatan. Selamat bertugas Ambe Tuhan memberkati dalam tugas pelayananan dan perutusan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEKUENSI PENATAAN DEMOKRASI DI INDONESIA; JAWABAN ATAS GUGATAN UU NO.10/2016 Psl. 201 Ayat.(7)(8) DI MAHKAMAH KONSTITUSI

Langkah Menuju Pembentukan Propinsi Papua Selatan