NILAI FILOSOFIS TANAH MALIND ANIM MENGILHAMI ARAH PEMBANGUNAN DI KABUPATEN MERAUKE

 OLEH

SYAHMUHAR MZ.ONGEO GEBZE,S.SOS.M.AP.

Malind Anim adalah salah satu suku bangsa yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mendiami wilayah Kabupaten Merauke yang tersebar di 20 distrik dan 190 kampung/kelurahan. Dan Tanah Malind Anim ini, merupakan tanah yang berbatasan langsung dengan batas negara tetangga yaitu Papua Nuagini, sehingga Negeri Malind Anim atau Kabupaten Merauke ini adalah daerah penjaga pintu gerbang Indonesia paling timur Nusantara.

Terkait dengan semangat persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka negara kesatuan Republik Indonesia. Dapat kita katakan bahwa warga masyarakat yg mendiami kabupaten Merauke dan juga suku asli Malind Anim itu sendiri sudah sangat clier, untuk membina kehidupan bersama sebagaimana dokrinan NKRI dalam hal Bineka Tunggal Ika, hal tersebut terbukti dengan adanya beragam suku bangsa dari berbagai belahan wilayah di Negara Indonesia ini, yang hadir dan mendiami negeri Malind Anim, bahkan kedatangan leluhur leluhur dari; NTT, Jawa, Sumatra dan lain sebagaimanya, jauh sebelum Indonesia merdeka mereka sudah mendiami negeri Malind Anim dan bahkan mereka menikahi para gadis gadis ( waninggap Hahuku) Malind Anim, dan keberadaan mereka sangat diterima dikalangan suku asli negeri Malind Anim saat itu. Hal ini menandakan bahwa suku Malind Anim ini adalah suku yg sangat terbuka dan mau menerima orang lain untuk hidup bersama mereka di negeri Malind Anim, untuk kemudian membangun nilai nilai peradaban guna kemajuan daerah.

Contohnya seperti di Distrik okaba di sekitaran tahun 1930an para petualang petualang dari daerah lain datang ke okaba yang kemudian mereka berdiam di Distrik okaba dan beranak cucu di Distrik okaba, tentunya masih ada juga contoh contoh di Distrik distrik lain tanah Malind Anim ini seperti yang terjadi di Distrik okaba.

Yang menjadi pertanyaan "mengapa disaat itu para masyarakat asli suku Malind Anim bisa menerima keberadaan mereka para suku suku pendatang saat itu untuk menjadi keluarga besar mereka ?...."

Dengan demikian pertanyaan tersebut dapat dijawab bahwa jika di lihat secara nilai filosofis, suku bangsa Malind Anim mempunyai budaya kehidupan yang sangat demokratis, dan memiliki tatanan adat kebiasaan hidup yang sangat santun/beradab, harga menghargai, sayang menyangi, gotong royong, saling berbagi, saling menerima, sangat terbuka dengan orang asing yang datang, tanpa ada sedikitpun perasaan untuk mau menyusahkan antara sesama manusia dan antara mereka sendiri masyarakat asli Malind Anim bahkan mereka dengan suku lain yang datang untuk mendiami di daerah mereka selalu nyaman, mereka hormati dan bahkan mereka ikat dengan adat dengan pemberian nama adat sebagai tanda bahwa orang lain itu bagian juga dari pada mereka (suku asli Malind Anim) untuk bersama sama menjalani proses sosialisasi hidup secara bersama di daerah Malind Anim.


Pemaknaan nilai filosofis suku Malind Anim ini ( sebagaimana penjelasan di atas) memang jika di kaji lebih dalam lagi dari sudut adat terdapat satu tatanan hidup yg sangat di idealkan dalam kehidupan adat istiadat Malind Anim ini, dan kemudian dapat di berlakukan secara global dan dapat pula masuk dalam bidang bidang pembangunan hidup dalam proses perencanaan pembangunan khususnya dalam memupuk nilai penguatan dan penunjangan atas nilai Pengembangan Sumber daya manusia bagi masyarakat yg mendiami tanah Malind Anim ini serta masyarakat adatnya juga.


Tatanan adat yang penulis maksudkan adalah dokrinan atas nilai nilai hidup, sebagaimana nilai nilai Filofis adat yg sering di dengung dengungkan dan sadar tidak sadar istilah istilah yang sering di dengung dengungkan itu, mempunyai Ruh untuk memberikan suatu nilai dalam pergaulan hidup dan lebih menanamkan nilai kebersamaan hidup, karna masyarakat Malind Anim memahami bahwa hidup ini saling membutuhkan antara satu dengan yang lainnya, sebagaimana bahasa dalam bahasa Malind anim, yang sering disampaikan dan nilai tersebut sebenarnya sudah ada semenjak leluhur dahulu, namun saat ini di konritkan dalam bentuk bahasa Malind Anim, sehingga mudah di terjemahkan dalam kajian kajian ilmiah untuk melihat nilai filosofis yang terkandung dalam Suku Malind Anim.

Pemaknaan istilah dalam Bahasa Malind anim yang muncul serta menjadi dokrinan dalam pergaulan hidup di atas negeri Malin Anim ini adalah :

1. ANIMHA

Kata "Animha" ini mempunyai pengertian yaitu "Manusia sejati", artinya Animha ini memiliki suatu nilai filosofis untuk menancapkan dan mendokrinkan nilai tersebut, bukan hanya kepada masyarakat asli Malind Anim tetapi semua warga masyarakat yang mendiami negeri ini, agar selalu berperilaku hidup sebagaimana nilai Animha itu (Menjadi manusia sejati). dan pemaknaan kesejatian seorang manusia adalah hal sangat ideal, karena kesejatian hidup seorang manusia itu secara idealnya harus dan wajib hukumnya, mengkondisikan hidup-nya dengan  komponen yang terdapat dalam tubuh manusia secara normal, yaitu Rasa, Akal, serta Perilaku dan Perkataan, Sehingga dalam mengelola akal harus di dasari oleh Rasa, karena rasa yg memfilter atas apa yg kita buat (perilaku) dan apa yg kita katakan. Dalam keidealan Manusia sebagaimana maksud dalam istilah Animha itu adalah pencermatan alat Indra dalam menerima ransangan/stimulisasi dinamika pergaulan hidup yang kita jalani, harus dan wajib di filter/saring oleh Rasa yg berkedudukan di Hati/Batin (Bekai).karena kita tahu bersama bahwa rasa menstimulus kita untuk terima dari dinamika hidup luar tubuh kita ini,sehingga dibamika itu pasti ada yg negatif dan positif, maka dari itu posisi rasa ini yg memfilter hal kebaikan (positif) yg di wujudkan dalam perilaku dan perkataan baik kepada sesama umat manusia.

2. IZAKOD BEKAI IZAKOD KAI (SATU HATI SATU TUJUAN)

Kalimat Izakod Bekasi Izakod Kai atau di artikan dalam bahasa Indonesia adalah Satu Hati Satu Tujuan, memiliki makna nilai hidup yaitu; saling bersama, saling bersatu khususnya masyarakat asli, Keturunan, maupun masyarakat yg mendiami Negeri Malind Anim ini, karna pemahaman berikutnya bahwa ketika bersatu dengan nilai; saling mengisi, atau saling melengkapi kekurangan antara satu dengan yang lain dalam kapasitas pribadi dengan pribadi lainnya baik itu lintas agama dan lintas suku bangsa yang mendiami negeri Malind anim, dengan sendirinya kekuatan hidup secara bersama dan melengkapi kehidupan antara satu dengan yang lain, serta kekuatan kebersamaan atau istilahnya soliditas, telah terpupuk dan tidak dapat di pengaruhi dari hal hal yg tidak sesuai dengan tatanan hidup atau kebiasaan hidup yg dijalani, karna makna dari Istilah Izakod Bekasi Izakod kai. Dengan demikian; masyarakat asli,Keturunan dan orang yg hidup diatas Negeri Malind anim untuk mengacak ngacak pergaulan hidup yg sudah terbina di Malind Anim ini dengan baik, akan selalu terjaga nilai kebersamaan  dengan suatu slogan "bersatu kita teguh ketika bercerai kita runtuh" ibarat jika hanya satu lidi saja mudah di patahkan, namun jika mematahkan sekumpulan lidi dalam satu ikatan sangatlah susah dipatahkan.

3. MUSAMUS 

Musamus yang mempunyai arti semut itu, memiliki makna yaitu kemampuan mereka dalam bekerjasama atau gotong royong dapat menciptakan suatu rumah semut yang sangat besar melebihi rata rata tinggi  badan manusia. Nilai filosofisnya yang diambil yaitu nilai kegotong Royongan, nilai ini kemudian menjadi dokrin nilai hidup bagi semua warga masyarakat baik; asli, Keturunan, maupun masyarakat yang hidup di negeri Malind anim ini, untuk selalu bantu membantu, bergotong royong antara sesama, misalnya dikampung kampung terjadi suatu pembangunan rumah ibadah masjid atau gereja, semua umat dari agama apapun ikut terlibat untuk membangun suatu rumah ibadah, Ada suatu acara pernikahan dari keluarga tertentu, maka keluarga lainnya dari berbagai penjuru datang sebelum hari acara resepsi pernikahan, untuk dengan istilah di Merauke "Rewang" (masak masak) dengan kedatangan keluarga lain ada yang bawa bawaan tangan dengan iklas berupa Gula, Kopi, Daun Teh, beras dan lain sebagainya untuk di sumbangkan untuk acara pernikahan tersebut. Lalu juga dalam acara hari raya besar muslim (Idul Fitri atau Idul Adha) atau hari raya Nasrani (Natal dan Pasca) dan juga hari raya hari raya Hindu dan Budha dan jua Tahun baru cina, umat dari semua kalangan saling berkunjungan ke rumah sodara sodar kita yang melakukan hari raya tersebut, namun dua hari sebelumnya ada budaya masyarakat yg tidak merayakan hari raya suatu agama mereka membawa bawaan tangan berupa kue kue sebagai tanda nilai merasa bahagia atau perayaan yg sodara mereka rayakan di hari bahagia perayaan hari raya keagamaan yang sodara mereka lakukan, dan pergumulan hidup dalam suatu pergaulan hidup baik di tempat pekerjaan, maupun dalan pergaulan hidup di dalam masyarakat diMerauke ini pergaulannya dengan semangat persaudaraan artinya kami itu bersaudara masyarakat merauke, dengan istilah istilah yg sering di ucapkan, Namek/Namuk (sodara laki/perempuan), diks/kaks (sapaan pergaul Kaka/adik), lalu ada istilah lagi...Kaka ibu, Ade ibu, Kaka bapa, Ade bapa ( sapaan untuk seorang Kaka atau Ade yang punya kewibawaan atau jabatan, lalu dalam keluarga besar istilah Bapa tua, mama tua, bapa Ade, mama ade sebagai tanda identitas  struktur keluarga (Kepangkatan dalam keluarga besar) sehingga sapaan ini menjadi tren bukan hanya bagi sodara sedarah tapi sodara secara luas dalam kehidupan pergaulan masyarakat di negeri Malind anim ini, saling ketemu bersapa-sapaan bahkan di lingkungan kerja nilai persaudaraan itu yg di angkat dengan sapaan kepangkatan keluarga besar sebagaimana penjelasan diatas.

4. GAB SAY

GAB SAY mempunyai pengertian rumah/Tempat terbuka, artinya tanah Malind Anim ini mempunyai karakteristik kedaerahan sangat menerimaan semua untuk budaya dan bahkan manusia pun dari luar untuk melebur menjadi satu kesatuan nilai budaya kebaikan yang hidup tumbuh lestari di negeri ini.

Bukti itu bisa di lihat secara kasat mata bahwa sangat banyak suku suku bangsa lainnya yang hidup berkembang di negeri Malind anim tanpa merubah tatanan hidup budaya lokal yang ada, justru nilai kolabotratif karakteristik yang tercipta, semisalnya logat bicara di wilayah transmigrasi, suku Jawa muncul  dengan identitas baru yaitu JAMER( Jawa Merauke) dengan identitas "dibilang orang Jawa tapi logat bicaranya bukan logat bicara Jawa tapi khas kolaboratif logat Jawa dengan Logat Malind anim, padahal  face atau raut mukanya orang Jawa tapi logat bicaranya sudah lain bukan logat Jawa lagi, contoh lain seperti di Daerah yg namanya kuprik (salah satu daerah di negeri Malind anim) di daerah tersebut suku bangsa buton, Banda era, banyak domisili di situ (kuprik) dan mereka sudah beranak cucu, nilai hidup yang terkandung disitu juga adalah nilai kolaboratif karakteristik Malind Anim dengan suku bangsa lain yang berdiam di situ (kuprik), baik logat bicara maupun pergaulan hidup yg terjalin di situ (kuprik). Sehingga nilai Negeri Malind Anim sebagai Negeri yang terbuka untuk siapa saja yang membuat negeri terasa; nyaman damai bagi orang siapa saja yang mendiami negeri ini dan terasa ada nilai Ruh di atas Tanah Malind Anim  yg melindungi kita semua yang berdiam diatas negeri ini.

Dengan demikian secara kultur atau budaya Malind Anim  yang mempengaruhi atas perkembangan nilai nilai kolaboratif tanpa menghilangkan nilai budaya lokal yang ada, sehingga keseimbangan hidup untuk selalu bersama dan berdampingan, memajukan negeri Malind anim ini, tetap terjaga.

Terkait kultur atau budaya sebagaimana penjelasan diatas penulis meyakini bahwa dapat mengilhami pembangunan yg sangat baik di kabupaten Merauke karna suhu pergaulan kehidupan di negeri Malind anim ini, sudah sangat clier terkait dengan menyamankan suku bangsa mana saja, yang masuk dan berdiam di negeri Malind anim.

Tinggal bagaimana posisi pemerintah kabupaten Merauke, untuk benar benar menjadikan nilai nilai filosofis yang telah dijelaskan diatas, sebagai fondasi atas pembangunan yang akan di kembangkan di negeri Malind anim ini, karena secara prosedural pelaksanaan pembangunan itu;

1. Kenyamanan hidup bagi setiap orang yang berdiam di negeri Malind anim ini harus merasa nyaman untuk hidup dan berkembang.

2. Strategi pembangunan yang berorientasi pada nilai pemberdayaan masyarakat untuk produktif dalam mensejahterakan dan memadirikan kehidupan mereka.

3. Sejalan dengan itu maka pembangunan secara fisik juga terutama jalan jalan penghubung antar distrik untuk mobilisasi ekonomi masyarakat harus baik adanya.

4. Strategi Pengembangan sumber daya manusia terkhusus masyarakat lokal harus berorientasi pada kesetaraan kualitas SDM antara suku lokal dgn suku yang hidup di negeri Malind anim, terutama dari sisi perhatian atas pendidikan generasi negeri Malind Anim.

Dengan demikian ketika pembangunan itu didasarkan atas nilai budaya atau kultur serta karakteristik yang sangat nyaman, untuk saling hidup menerima satu dengan yang lainnya, maka secara otomatis kondisi kenyaman pemerintah dalam melakukan pembangunan akan berjalan dengan lancar, dan akan memberikan energi positif bagi pemerintah untuk mengilhami ide ide pembangunan yang luar biasa untuk kemajuan masyarakat lokal maupun suku bangsa lainnya yang mendiami negeri Malin Anim, karna kondisi iklim  kehidupan di tanah Malind Anim sangatlah mendukung. Sehingga slogan yang harus kita angkat adalah "BERSAMA MEMBANGUN MROKE" yang disingkat dengan "SAGU OKE".

Komentar

Postingan populer dari blog ini

KONSEKUENSI PENATAAN DEMOKRASI DI INDONESIA; JAWABAN ATAS GUGATAN UU NO.10/2016 Psl. 201 Ayat.(7)(8) DI MAHKAMAH KONSTITUSI

Lebih dekat Mengenal Sosok Rektor UNMUS DR.Beatus Tambaip.

Langkah Menuju Pembentukan Propinsi Papua Selatan